Say hallo to Mt. Merapi...
Waktu itu saya dan teman teman dari desaku tercinta berencana mendaki Gunung Merapi, pelopornya ada 4 orang, Tian a.k.a Yayak, Bagus, Dayus, dan saya sendiri., tanggal dan hari telah ditetapkan. Salah satu teman saya dari SMA N 3 Klaten, Dayus, mengajak beberapa temannnya untuk ikut bergabung dalam pendakian ini,. Dan terkumpul-lah 11 orang. Jujur, saya lupa nama teman temannya Dayus dari SMA N 3 Klaten itu..
Saya lupa tanggal berapa pendakian itu, kalau nggak salah sekitar bulan Maret,
Siang itu kami dari desa berangkat menuju ke suatu tempat di mana semua akan berkumpul, dan di sana teman teman dari SMAGA (singkatan dari SMA N 3) sudah berkumpul,. Tak lama kemudian, kami memulai perjalanan dengan mengenakan kendaraan roda 2 menuju ke basecamp pendakian Gn. Merapi yang terletak di desa Selo, Boyolali. Sesampainya di basecamp kami beristirahat, kami tiba di sana pada sore hari, padahal rencana kami mulai mendaki pukul 9 malam. Terlalu lama menunggu, perut kami kelaparan, dengan berbekal uang yang tidak terlalu banyak, kami mencari makan. Dan kami mendapatkan hidangan istimewa klaten alias HIK, haha..
Setelah makan, dan hari semakin senja, kami bersiap untuk sholat Maghrib dan kemudian dilanjutkan sholat Isya'. Pukul 8 malam, hujan turun, padahal kami sudah bersiap untuk mendaki.. Kami mencoba berteduh sebentar di gardu pandang NEW SELO, kami berdiskusi sebentar mengenai kapan memulai pendakian karena dikhawatirkan hujan akan turun sangat deras ketika kita berada di tengah perjalanan nanti.
"Entah kita mendaki sekarang atau nanti, tetap saja kita akan terguyur hujan" kataku, lalu diputuskan memulai pendakian saat itu juga. Diawali dengan berdo'a, lalu kami bergegas menuju jalur pendakian yang berada di sisi kanan tulisan raksasa "NEW SELO" yang mengingatkan kita pada tulisan "HOLLYWOOD" di A.S itu.
Benar saja, baru sebentar kami berjalan, hujan sudah mengguyur, dan yang paling parah adalah beberapa dari kami ada yang tidak membawa jas hujan (aseeem, ngopo do ra ngomong pas ng ngisor mau ??). Untungnya hujan tidak terlalu deras dan hanya sebentar menghampiri kami. Perjalanan terus berlanjut, dan saling balap membalap dengan gerombolan yang beranggotakan 11 orang juga "engko ng duwur tanding bal balan yo mas" cletuk salah seorang di antara kami ketika sedang beristirahat untuk sekedar meminum air mineral.
sekitar 3 jam sudah kami berjalan, dan kini berada di track bebatuan *mengingatkanku pada pendakian sebelumnya, di mana di tempat inilah kami berhenti mendaki dan memutuskan kembali turun*.
Tiba tiba hujan mengguyur kami lagi, dan kali ini sangatlah deras, kami mencoba berbagi jas hujan kelelawar untuk dipakai berdua, sedangkan yang lain lagi digunakan untuk atap di mana kita bisa berteduh di bawahnya. Walaupun begitu, tubuh masih tetap basah karena aliran air dari atas, berjam jam kami kehujanan, dan saya melihat wajah Yayak begitu putih dan pucat, dia tidak mengenakan jas hujan dan hanya mengenakan jaket. "pokoke nek udane terang aku arep langsung mudun og, mati aku sue sue ng kene" katanya. Begitu juga saya melihat teman teman yang lain, sepertinya mereka sudah tidak kuat dengan dinginnya air dan angin yang berhembus pada malam itu. Sekitar jam 3an lebih, hujan mulai reda. Seluruh tubuh saya dan teman teman seperti kaku karena beberapa jam tidak melakukan gerakan dan hanya lemah tak berdaya dialiri air yang sangat dingin juga angin yang berhembus kencang. Akhirnya hujan reda, dan kami mulai menggerakkan badan, beberapa waktu kemudian saya menawarkan apakah ada yang mau meneruskan ke puncak ?? sepertinya ada, tetapi kebanyakan tidak kuat dan memilih untuk turun. "Aduuuh" sesalku,. Akhirnya kami pun turun di pagi yang buta itu,. Cepat saja kami turun, dan hanya beberapa jam kami sudah sampai di gardu pandang NEW SELO, saat tiba di sana, mentari telah bersinar cerah.. Lalu kami mengeringkan badan sejenak dan bergegas untuk sholat shubuh. Setelah itu kembali ke basecamp untuk beristirahat hingga sekitar pukul 10 pagi. Kami pun memutuskan untuk pulang.
Yaaah, ada sebagian penyesalan dalam diri saya, wajar saja.. Gunung Merapi yang notabene hanya memiliki ketinggian 2000 sekian saja belum bisa kucapai puncaknya dalam 2 kali pendakian. Mungkin karena terlalu meremehkan, atau kesombongan pada diri saya sendiri yang pada akhirnya mengakibatkan saya tidak bisa mencapai sesuatu yang sebenarnya mudah.
Dari sinilah saya belajar, mendaki gunung tidak selamanya harus mencapai puncak, memang ada kebanggaan tersendiri bila bisa mencapai suatu puncak,. Tapi arti dari sebuah pendakian adalah di mana kita bisa saling berbagi terhadap kawan, berbagi terhadap alam, di sana kita bisa mengenal diri kita lebih dalam, mengenal orang lain lebih dekat dan di sana kita bisa menyadari betapa kecilnya kita dibanding Sang Pencipta, yang hanya dengan hujan dan anginnya saja kita bisa sangat mudah dilemahkan, yang hanya dengan sebuah ciptaannya berupa gunung saja kita dibuat lemah tak berdaya untuk bisa mencapai puncaknya. Padahal masih ada rintangan yang lebih besar lagi yang akan kita hadapi.
So,.. bersyukurlah kepada Sang Khalik kita, rajin beribadah kepadanya,.
Itu saja dulu yaa,, thank you.
Gloomy Caturday
-
Hari ini aku ke kebun binatang, memenuhi wacana lamaku. Walaupun jarak
kosanku dan kebun binatang hanya beberapa meter saja, tapi sebelumnya aku
selalu bat...
8 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar