Pages

Rabu, 03 Juli 2013

Long Journey to Karimunjawa

Saya mau cerita sedikit tentang pengalaman 1,5 tahun yang lalu saat saya masih kelas XI SMA, sebuah petualangan di Pulau Karimunjawa, surganya para backpacker,. hehe. Cek it out......

     Nekaaaat..
Itulah kata yang tepat untuk ditujukan kepada saya, dan satu teman saya, Rino.. Perkenalkan, kami adalah 2 anak ingusan, bocah kelas 2 SMA yang punya obsesi buat napakin kaki di pulau nan indah, Karimunjawa.
Waktu itu, bulan Desember (lupa tanggal berapa), pokoknya setelah selesai tes semester ganjil, di sekolah ada acara classmeeting yang menurut saya sendiri tidak terlalu asik, So, daripada nggak ngapa2in di sekolah mending pulang aja,. Dan saat itu, saya dapat sms dari si Rino a.k.a bagong,. Tiba2 dia ngajak backpackeran ke Karimunjawa, tanpa basabasi saya langsung meng-iya-kan ajakan itu.

      Singkat cerita, pada hari Jum'at, 16 Desember 2011, sehari sebelum terima raport.., kami memulai untuk melakukan perjalanan yg nekat itu... (bayangkan, cuma berdua tok pergi ke pulau yang cukup lumayan jauh dari rumah tercinta)..
Perjalanan kami awali dari terminal bus Klaten naik bis Damri ke kota sebelah, Sukoharjo, tepatnya di Kartasura.. Setelah itu lanjut lagi naik bus Safari ke arah Semarang,. di Semarang kami turun di ADA Mall, saat itu waktu menunjukkan pukul 20.00 WIB.. Dan kami memutuskan untuk bermalam di rumah paman saya, sampai pagi harinya,..
Depan ADA Mall, Semarang

      Sabtu, 17 Desember 2011 pukul 04.30 WIB, setelah shalat shubuh kami diantar ke terminal Terboyo buat nglanjutin perjalanan ke Kabupaten Jepara,. dan akhirnya sampai Jepara pukul 06.30 WIB, kami turun dari bus, kata Pak Kondektur ini tempat turun yang paling dekat dengan pelabuhan, ya sudah lanjut ke pelabuhan naik becak soalnya tukang becaknya langsung menawarkan diri, dan kami juga gak tau di mana letak pelabuhan, cuus deh (GILAAAK, maklum ya kita2 ini di sini pndatang, jadi kagak tau, ternyata pelabuhannya deket banget, kalo tau gini mendingan gak usah ngluarin duit buat bayar becak, hadeh hadeh..) tapi it's OK lah... itung-itung shodaqoh *shodaqoh kok diungkit2, yowes ben*

Pendmass Gunung Lawu, again...

     "Pendakian terakhir, Pak. Setelah ini enggak lagi sampai nanti keterima di PTN" begitu janji saya *janji ? akal-akalan lebih tepatnya* kepada Bapak ketika meminta ijin untuk mengikuti pendmass yang diadakan oleh EMAPAL.. Tak ada kata lain yang diucapkan oleh Bapak selain "Ya".. Saya sangat berterima kasih kepada Bapak saat itu. Trik pun berhasil :D
     Sepertinya pendakian massal ke Lawu kali ini akan lebih ramai dari sebelumnya, buktinya adalah ikut bergabungnya teman teman dari DA dan organisasi lain. Tidak seperti pendmass sebelumnya yang hanya diikuti oleh keluarga EMAPAL plus Alkindi dan saya saja, 2 orang ini tidak terdaftar dalam satupun organisasi di SMAN 1 Klaten saat itu. Di pendakian kali ini, saya bergabung dengan teman teman dari DA untuk saling bekerjasama dan berbagi barang bawaan. Teman teman DA itu antara lain, Afi, Aqidah,Widodo, Jodhi, Hanifah, dll..
     Sekitar jam 3 siang kami berkumpul di sekolah, saya mendapat kesialan siang itu di mana ketika saya sedang berangkat melewati jalan raya, handphone saya terjatuh, saat saya berhenti dan hendak mengambil hp saya yang terlantar di jalan itu, tiba tiba ada sebuah motor yang berjalan cepat dan taaaar, hp saya pun terlindas dan ketika saya ambil dia sudah tak menunjukkan tanda tanda kehidupan lagi. Saya pun membawa pulang barang itu, dan kembali menuju sekolah dengan tergesa-gesa.
Sesampainya di sekolah, teman-teman sudah berkumpul dan bersiap untuk berangkat. Saya pun segera mengisi absensi kemudian mengikuti apel. Setelah apel, semua naik ke atas truk dan berangkatlah kami menuju Cemoro Sewu. Kami tiba di sana pukul 5 sore, dan saya bertemu dengan kedua teman saya, Miftahul dan Angger yang juga akan mendaki malam ini.
Maghrib pun tiba, setelah sholat kami makan bersama di warung sambil berbincang-bincang dan beradaptsi dengan lingkungan, aklamatisasi istilahnya, kalau tidak salah. Lalu Waktu Isya' pun tiba, kami pun kembali menunaikan ibadah sholat. Setelah menunggu cukup lama, kami pun dibuat berkelompok oleh panitia pendmass. Saya berada di kelompok terakhir, dan tentu ketika perjalanan berada di paling akhir bersama dengan kedua sweeper panitia, Jihad dan Naufal. Pemanasan telah kami lakukan, dilanjutkan dengan berdo'a, kemudian mulailah pendakian ini. Senter sudah kami nyalakan sejak awal. Perjalanan sangat hati hati dan penuh canda gurau ini membuat saya merasa santai dan tidak merasa kelelahan. Dari semuanya, mungkin hanya saya sendiri yang berpakaian agak berbeda, yah.. this is my style. Celana pendek serta badan tak dilindungi oleh jaket. Hehe,. Sedangkan yang lain sudah seperti astronot saja. 

Sabtu, 27 Oktober 2012

The Power of Wong Papat

     Saya nggak tau kenapa yaa, setiap mendaki berempat, saya merasa asyik dan sangat enjoy walaupun pada akhirnya tidak mencapai tujuan.. Sepertinya ada sesuatu yang harus dipecahkan dari the secret of 4 persons ini.  

  • Pertama,. Mas Nino, Mas Eko, Alkin, dan saya.. gerombolan 4 orang yang berhasil mencapai puncak Gn. Merbabu,
  • Kedua,. Bryan, Syeh Lukman, Alkin, dan saya.. fantastic four yang belum mendapat keberuntungan di Gn. Merapi,
  • Dan ketiga,. The succesfull project by Yayak, Bagus, Dayus dan tentunya saya. Kami berempat berhasil memijakkan kaki di tanah tertinggi kota Magelang serta Boyolali, puncak Merbabu..

     Untuk pendakian bersama Mas. Nino dan ketiga lainnya tak perlu saya ceritakan kembali karena sudah ada di postingan sebelumnya. Juga untuk the failed fantastic four yang beradu dengan ganasnya Merapi tak perlu juga saya ceritakan di sini. Karena di sini, saya akan menceritakan pendakian oleh segerombolan anak muda dari desa yang seluruh warganya InsyaAlloh masuk syurga, Aamiin..
     Langsung saja, hari libur tiba.. waktu itu saya masih kelas 11 SMA, dan kakak kakak kelas sedang melaksanakan UN, tanggal 29 Maret kalau tidak salah. Dan seperti biasa, apalagi yang saya lakukan kalau bukan MENDAKI...
Kami berempat adalah para remaja yang berkeinginan bersama untuk menggapai puncak Merbabu. Yayak menawarkan pendakian melewati jalur Selo, Boyolali. Berhubung saya belum pernah dan sangat penasaran dengan jalur itu, saya terima saja. Persiapan kami lakukan,. Setelah kesana kesini gagal mencari pinjaman dome, akhirnya dengan teknik rayuan yang sangat rahasia, saya diberi ijin oleh bapak tercinta untuk membeli

Rabu, 24 Oktober 2012

Puncak Merapi, Uapik tenan...

     Kayaknya kegagalan mencapai puncak Merapi harus segera disudahi. Oleh karena itu, sekali lagi saya dan teman teman berencana mendaki gunung vulkanik tersebut.
VERTIKAL LIMIT
     Saya lupa siapa yang pertama kali mengajak untuk ke sana lagi, entah Alkindi atau saya sendiri. Tapi, pendakian kali ini benar benar matang kami persiapkan. Hari pelaksanaan telah ditetapkan, siapa saja yang mau ikut juga telah fix. Taukah siapa saja pendekar yang akan berjuang kali ini ?? mereka adalah, jreng jreng Sunu (dagelane ipa 6, haha), Eko (yo pokoke Eko, ipa 6 absen 8), dan masih bersama kami Alkin dan saya sendiri. haha. Ya, hanya kami berempat saja. Tapi saya optimis akan mencapai puncak Merapi. 'Ainul Yaqin wes to.
Road to Pasar Bubrah
     Pagi itu mentari bersinar sangat cerah, saya bangun tidur, sholat kemudian mandi dan bergegas ke sekolah. Kupersiapkan pakaian ganti dan beberapa makanan serta minuman ke dalam ransel sekolah ku. Aku pamit kepada bapak, lalu berangkat ke sekolah. Sebenarnya di sekoah tidak ada kegiatan apa apa, karena waktu itu adalah hari hari tenang setelah ujian akhir semester 2. Di kelas hanya ada beberapa teman sedang bermain kartu remi, dan ada juga yang bermain monopoli (anak SMA jaman sekarang). Sedangkan saya dan Eko hanya ngobrol ngobrol saja. Sekitar jam 8 pagi, saya mengirimkan sms kepada Sunu dan Alkin agar mereka segera ke sekolah untuk berkumpul, akhirnya kami berkumpul pukul 8.30 di stadion kebanggan rakyat Klaten, Trikoyo (bangga nggak sih ??).
     Sebelum berangkat, saya ijin dulu kepada bapak,. Saya bilang kalau tiba tiba kami ingin mendaki *ALIBI. padahal sudah direncanakan jauh jauh hari sebelumnya, maklum saya cuma takut kagak dikasih ijin karena udah berkali kali mendaki dalam jangka waktu yang berdekatan. Tapi kalau udah mendadak gini..
Yes, akhirnya bapak mengijinkan saya.

Selasa, 23 Oktober 2012

Hai Puncak Merapi... Makasih atas Pelajarannya

     Say hallo to Mt. Merapi...
     Waktu itu saya dan teman teman dari desaku tercinta berencana mendaki Gunung Merapi, pelopornya ada 4 orang, Tian a.k.a Yayak, Bagus, Dayus, dan saya sendiri., tanggal dan hari telah ditetapkan. Salah satu teman saya dari SMA N 3 Klaten, Dayus, mengajak beberapa temannnya untuk ikut bergabung dalam pendakian ini,. Dan terkumpul-lah 11 orang. Jujur, saya lupa nama teman temannya Dayus dari SMA N 3 Klaten itu..
     Saya lupa tanggal berapa pendakian itu, kalau nggak salah sekitar bulan Maret,
Siang itu kami dari desa berangkat menuju ke suatu tempat di mana semua akan berkumpul, dan di sana teman teman dari SMAGA (singkatan dari SMA N 3) sudah berkumpul,. Tak lama kemudian, kami memulai perjalanan dengan mengenakan kendaraan roda 2 menuju ke basecamp pendakian Gn. Merapi yang terletak di desa Selo, Boyolali. Sesampainya di basecamp kami beristirahat, kami tiba di sana pada sore hari, padahal rencana kami mulai mendaki pukul 9 malam. Terlalu lama menunggu, perut kami kelaparan, dengan berbekal uang yang tidak terlalu banyak, kami mencari makan. Dan kami mendapatkan hidangan istimewa klaten alias HIK, haha..
     Setelah makan, dan hari semakin senja, kami bersiap untuk sholat Maghrib dan kemudian dilanjutkan sholat Isya'. Pukul 8 malam, hujan turun, padahal kami sudah bersiap untuk mendaki.. Kami mencoba berteduh sebentar di gardu pandang NEW SELO, kami berdiskusi sebentar mengenai kapan memulai pendakian karena dikhawatirkan hujan akan turun sangat deras ketika kita berada di tengah perjalanan nanti.
"Entah kita mendaki sekarang atau nanti, tetap saja kita akan terguyur hujan" kataku, lalu diputuskan memulai pendakian saat itu juga. Diawali dengan berdo'a, lalu kami bergegas menuju jalur pendakian yang berada di sisi kanan tulisan raksasa "NEW SELO" yang mengingatkan kita pada tulisan "HOLLYWOOD" di A.S itu.
   

Kamis, 17 Mei 2012

Hai Puncak Merapi... Kenapa Kau sangat Sulit Didaki

      "Ayo naik gunung", begitulah kira-kira isi sms yang saya tujukan kepada beberapa teman saya.
Ya, waktu itu saya haus sekali merasakan suasana gunung, mencari sensasi yang luar biasa di atas sana, berkawan dengan angin malam, diterangi bintang-bintang, melawan trek yang begitu menyiksa kaki. Juga rindu sekali melihat awan yang terhampar luas di depan mata, hujan deras yang mengiringi langkah kaki, kabut yang menyelimuti tubuh dan memperkecil jarak pandang, serta gurauan teman-teman..
       Saat itu adalah libur semester 1, bertepatan dengan tahun baru, saya rasa akan sia-sia jika liburan hanya diisi dengan memejamkan mata dan merebahkan tubuh di atas kasur saja. Tak lengkap rasanya bila tidak mendaki, begitulah semboyan saya bila tiba hari libur. Akhir Desember 2011, saya mencoba mengajak beberapa teman saya untuk mendaki Gunung Sumbing. Padahal rencana mendaki sudah ada jauh-jauh hari sebelum liburan dan teman-teman saya tidak menolak ajakan saya ini, tapi tidak tau kenapa, saat liburan tiba dan 3 hari sebelum hari H, saya mencoba memastikan kalau pendakian ini benar-benar akan terlaksana. Sms saya sebarkan kepada teman-teman, dan dari sekian banyak teman, hanya 1 orang yang menjawab "ya". Dan siapa lagi kalau bukan Alkindi. Teman seperjuangan saya di pendakian-pendakian sebelumnya.
Sedangkan teman-teman yang lain memiliki alasan sendiri-sendiri  mengapa mereka menolak ajakan saya ini, ada yang pergi ke rumah neneknya, ada yang acara keluarga, ada yang mengurusi acara tahun baru di desanya, dan lain-lain... Tapi, tak apalah.